perundingan-damai-rusia-ukraina-babak-kedua-gagal-capai-titik-temu

vcafe.org – Delegasi Rusia dan Ukraina kembali duduk di meja perundingan untuk melanjutkan upaya damai pada Kamis, 3 Maret 2022. Mereka memilih lokasi netral di perbatasan Belarusia untuk menjaga keseimbangan diplomatik. Pertemuan tersebut berlangsung singkat, hanya beberapa jam, dan tidak menghasilkan terobosan besar. Masing-masing pihak tetap mempertahankan posisi awal mereka terkait tuntutan militer dan politik.

Ukraina Desak Gencatan Senjata

Delegasi Ukraina memprioritaskan gencatan senjata dan koridor kemanusiaan. Mereka menyoroti krisis kemanusiaan yang terus memburuk di kota-kota besar seperti Kharkiv dan Mariupol. Pemerintah Ukraina menuntut Rusia menghentikan semua serangan udara dan artileri agar warga sipil bisa mengungsi dengan aman. Meski begitu, Rusia menolak permintaan tersebut dan menekankan bahwa operasi militer masih berada dalam tahap strategis yang krusial.

Rusia Ajukan Syarat Berat

Delegasi Rusia tidak menunjukkan kelonggaran dalam negosiasi. Mereka meminta Ukraina untuk mengakui Krimea sebagai bagian dari wilayah Rusia dan menerima status kenetralan, artinya Ukraina harus keluar dari rencana bergabung dengan NATO. Pemerintah Ukraina menolak syarat ini dan menyebutnya tidak masuk akal. Ukraina menyatakan tidak akan menyerahkan kedaulatan nasional demi mengakhiri agresi.

Kesepakatan Koridor Kemanusiaan

Meski tidak mencapai kesepakatan damai, kedua pihak sepakat untuk membentuk koridor kemanusiaan terbatas. Mereka akan membiarkan evakuasi warga sipil dari beberapa kota yang terkepung. Palang Merah Internasional siap memfasilitasi proses evakuasi tersebut. Namun, pengamat internasional masih meragukan efektivitas kesepakatan ini karena belum ada jaminan keamanan yang konkret.

Reaksi Internasional dan Prospek Lanjutan

Komunitas internasional menyambut dingin hasil perundingan tersebut. Negara-negara situs medusa88 Eropa dan Amerika Serikat mendorong kedua pihak untuk terus membuka jalur diplomasi. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz kembali menghubungi Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky untuk mencari solusi jangka panjang.

Para analis menilai perundingan damai akan berlangsung lebih lama dari perkiraan awal. Mereka memprediksi bahwa konflik bisa berubah menjadi perang jangka panjang jika tidak ada intervensi diplomatik yang signifikan dari kekuatan besar dunia.

Harapan Tipis di Tengah Ketegangan

Putaran kedua perundingan damai ini belum memberikan harapan nyata bagi penghentian perang. Kedua pihak masih terjebak pada tuntutan keras yang saling bertentangan. Meski demikian, terbentuknya koridor kemanusiaan menjadi satu-satunya titik terang dalam pertemuan ini. Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari para pemimpin dunia untuk menekan kedua negara menuju perdamaian yang lebih konkret.

By admin